Donna Donna

  • 0
Ah, akhirnya ada juga waktu buat blogging. Hehe...

Beberapa hari lalu saya sempat menonton salah satu film layar lebar dalam negeri yang bercerita tentang perjalanan hidup seorang pemuda idealis Indonesia di era 60-an, era-era pemberontakan PKI dan jatuhnya rezim orde lama dan awal orde baru yang berjudul Gie(dari nama tokoh aslinya Soe-Hok-Gie). Selain filmnya yang memang menarik karena temanya yang emang cukup langka untuk kategori film Indonesia, di tengah-tengah film ini ada satu soundtrack yang juga ga kalah menariknya. Jadi, di tengah-tengah film ini karakter utama wanita, Ira(Sita Nursanti) menyanyikan satu lagu yang awalnya dipopulerkan oleh Joan Baez di tahun 60-an judulnya "Donna Donna". Pertama pas denger melodi lagu ini yang memang mellow abis saya sempat mencoba mencari lirik lagu ini. Hasilnya, lagu ini memang bukan lagu sembarangan sampai-sampai ada entrinya sendiri di wikipedia
Ini dia lirik lagu yang saya dengar itu:

On a waggon bound for market
There's a calf with a mournful eye.
High above him there's a swallow,
Winging swiftly through the sky.


Reff:
How the winds are laughing,
They laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
And half the summers night.


Donna, Donna, Donna, Donna;
Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna;
Donna, Donna, Donna, Don.


"Stop complaining!", said the farmer,
Who told you a calf to be?
Why don't you have wings to fly with,
Like the swallow so proud and free?


Repeat Reff
Calves are easily bound and slaughtered,
Never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
Like the swallow has learned to fly.


Repeat Reff 

Awalnya lagu ini adalah lagu teater Yahudi, judulnya sendiri Donna Donna merupakan variasi dari kata Adonai yang dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan. Lagu ini sendiri bercerita tentang satu analogi kehidupan yang cukup menarik. Di awal lagu diceritakan tentang tragedi seekor anak lembu(calf) yang hendak dibawa ke pasar untuk disembelih, sementara di saat bersamaan di atas si anak lembu itu ada seekor burung layang(swallow) yang terbang mengangkasa dengan begitu bebasnya. Di tengah perjalanan si anak lembu yang mengetahui bahwa ajalnya akan segera tiba terus menggerutu. Salah satu lirik dari lagu ini yang begitu menyentuh adalah jawaban dari orang yang akan menyembelih anak lembu itu sendiri terhadap gerutu demi gerutu dari si anak lembu yang akan disembelih ini. "Stop complaining! Who told you a calf to be? Why don't you have wings to fly with, like the swallow so proud and free."

Bagian dari lagu ini cukup membuat saya merenung sejenak. Apakah kita si anak lembu itu? Terkekang tak berdaya, menyerah dalam ketidakberdayaan akan yang berkuasa dan menunggu waktu kita untuk disembelih tiba? Belum habis saya merenung lagu ini diakhiri dengan satu kalimat yang cantik. "Calves are easily bound and slaughtered, never knowing the reason why. But whoever treasures freedom, like the swallow has learned to fly."

Yup, siapun yang mengejar kebebasan harus belajar terbang layaknya 'swallow' itu. Saya pikir ini satu lagu yang amat memotivasi kita di tengah-tengah ketidakberdayaan kita. Ketika situasi menekan dan para penguasa mulai semena-mena haruskah kita diam dan menunggu waktu 'penjagalan' tiba layaknya seekor anak lembu? Ataukah kita harus berontak pada ketidakberdayaan belajar mengepakkan sayap kita terbang mengangkasa dan mengawan-awani para penguasa layaknya swallow dan mencari apa yang disebut freedom itu?
Bagi yang tertarik ama lagu ini boleh di download di sini ato kalo ada yang bisa main gitar n tertarik untuk mainin lagu ini tab nya ada di sini(versi Joan Baez). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar