Di Balik Video @sekotji: "Bertandang Ke Negeri Jiran"

  • 0

Video singkat di atas adalah salah satu postingan gue di @sekotji. Inti dari video ini sebenernya sederhana, yakni pengen mengangkat satu ironi yang terjadi pada kebanyakan orang Tionghua di Indonesia. Kebanyakan ya bukan semua, tolong ditekankan. 

Orang Tionghua itu dikenal sama eksklusivitasnya, yang suka menseparasikan dirinya dari kelompok-kelompok suku lain. Mungkin sebenarnya karena orang Tionghua merasa sedikit berbeda, karena latarbelakangnya sebagai suku pendatang. Gw pribadi sebagai orang Tionghua ngerasain kok hal ini itu ada benernya. Orang Tionghua emang suka kalo ketemu sama sesama Tionghua. Pada level tertentu yang ga mendiskriminasi, menurut gw hal ini wajar. Siapa sih yang ga seneng ketemu orang sesama kampung? 

Gue pernah SPB-an di PRJ dan ngajak orang Jawa ngomong pake bahasa Jawa. Awalnya dia sempet shock ngelihat muka Jet Li KW kaya gue ternyata juga bisa ngomong Jawa. Alhasil dia beli banyak barang jualan gue. Orang Batak, Ambon, dkk juga pesti seneng kalo di tanah perantauan ketemu sesama sukunya, apalagi ngomong bahasa daerah yang sama. Hal yang sama juga berlaku pada suku-suku lain. Hal ini wajar kok, kan salah satu faktor ketertarikan ya proximity(kedekatan). Tentunya, semua ini hanya wajar dengan catatan, ga sampai masuk ke level diskriminasi. Sayangnya, sometimes hal ini dibawa orang Tionghua ke urusan seleksi pekerjaan dan urusan-urusan resmi yang menurut gue udah mulai ga sehat dan mengarah ke nepotisme. Mungkin ini sebagai upaya balas dendam karena dipersulit birokrasi pemerintah muahahaha

Namun, terlepas dari hal ini oke ato engga ada satu fakta lain yang cukup menganggu gue. Kebanyakan orang Tionghua-Indo(sekali lagi kebanyakan, bukan semua) suka banget menikmati ekslusivitas ini, tapi ga ngerti ato bahkan anti sama budaya Tionghua. Beberapa temen gue bahkan sempet nyebut huruf Tionghua sebagai bahasa dewa. Mereka anti belajar bahasa Chinese(not only Mandarin Chinese, but also their own dialect like Hokkien, Hakka, etc). Memang orang Tionghua-Indo sempet punya sejarah pelarangan ekspresi budaya Tionghua, but come on, it’s in the past. Kita udah reformasi bung! Kini semua kultur yang sempat berusaha ditenggelamkan itu bisa kita pelajari lagi. Sekarang setelah ekspresi budaya Tionghua ini bebas, ini momentum yang tepat untuk memahami kembali akar budaya Tionghua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar