Menyeimbangkan Pemikiran Lateral dan Logis

  • 1


Edward De Bono seorang psikolog dari Malta memperkenalkan sebuah pola pemikiran baru yang dinamainya pemikiran lateral. Beberapa sumber secara sederhana mendefinisikannya sebagai berpikir di luar kotak atau out of the box thinking. Sumber lain mengatakan bahwa, De Bono sendiri mendefinisikan berpikir lateral sebagai suatu metode berpikir yang lebih menitikberatkan kepada perubahan konsep dan persepsi. Pola pemikiran baru inilah yang menjadi bahan diskusi pada kuliah Creative Thinking(27/3/2015) Jumat ini.

Seperti definisi di atas, berpikir lateral memacu otak kita untuk menghasilkan ide-ide baru yang spontan dan berbeda. Ragam ide-ide baru yang dihasilkan ini tentunya berdampak positif dalam melatih otak kita menelurkan konsep-konsep unik yang tak terpikirkan sebelumnya. Namun, bukan berarti setiap ide baru yang muncul pasti dapat dieksekusi dan aplikatif. Ide-ide baru hasil pemikiran lateral  memang cenderung unik, nyeleneh, dan kalau boleh meminjam kosakata Inggris, boleh dikatakan peculiar. Namun, poin penting yang perlu ditekankan adalah semua ide ini harus diseimbangkan dengan pemikiran logis agar ide-ide ini dapat difilter dan diaplikasikan untuk memecahkan masalah. Pemikiran lateral boleh dianalogikan sebagai good cop yang mengijinkan ide-ide baru dan berbeda untuk terus mengalir dalam menawarkan alternatif-alternatif solusi. Selanjutnya, pemikiran logis di sini juga harus memainkan perannya sebagai si bad cop yang membunuh alternatif-alternatif yang tidak aplikatif. Pada akhirnya, kombinasi maut dari keduanya akan menghasilkan ide-ide yang tidak hanya kreatif, tetapi juga solutif!   

Tentunya melihat dari perspektif lain, bersandar pada pemikiran logis semata juga tidak tepat. Pola pemikiran logis memang menawarkan solusi-solusi realistis, tapi solusi-solusi ini terkesan menoton. Terlalu berfokus pada pemikiran logis membuat kita akan terpaku pada alur-alur logis dan rasional tanpa menghasilkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu, kedua aliran pemikiran ini harus dijaga keseimbangannya layaknya konsep Yin dan Yang yang saling melengkapi. Di tengah pemikiran lateral, pemikiran-pemikiran logis harus memberi kontrol dan filter agar ide yang dihasilkan tidak hanya gila, tetapi juga brilian karena ide-ide tersebut aplikatif. Sementara itu, pemikiran lateral mengajak kita untuk keluar dari alur-alur pemikiran monoton dalam pemikiran logis.     


1 komentar:

  1. Berpikir akademik, berpikir kreatif dan berpikir lateral merupakan cara untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan karya baru yang bermanfaat bagi kehidupan.

    Ketiganya mesti kita kuasai karena satu situasi tertentu hanya tepat diatasi dengan salah satu dari ketiga cara perpikir itu. Namun dalam situasi lain kita mesti mengkombinasikannya.

    BalasHapus